1.Di jual vespa bajaj surat kumplit dengan harga 3jt...nego
2.jual mesin px tanpa surat 1,5jt
3jual rasio strada 66-23 kopling per6 harga 500rb
vespa community
Minggu, 14 Desember 2014
Jual beli vespa dan assesoris
Rabu, 10 September 2014
Selasa, 02 April 2013
sejarah vespa kongo
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “untuk berdamai maka mulailah perang.” Akhir sebuah peperangan ataupun konflik di sebuah wilayah selain membuahkan perdamaian, kadang juga tidak pernah terduga. Keadaan yg tidak terduga ini dapat berupa macam-macam bahkan tidak masuk akal, diantaranya adalah semakin populernya salah satu jenis kendaraan roda dua yakni Vespa. Perang yang berkecamuk di benua Afrika dalam dekade 1960'an memberikan dampak yang irasional terhadap popularitas Vespa khususnya di tanah air tercinta ini. Sebagai bagian dari kepedulian Bangsa Indonesia terhadap perdamaian dunia, maka setelah berakhirnya Perang Congo (negara ini beberapa kali berganti nama Congo, Zaire, Congo) tanggal 31 Juli 1960 PBB mendaulat Republik Indonesia untuk mengirimkan pasukannya guna menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian di Negara Congo. Wujud kepedulian yang tinggi atas perdamaian dimuka bumi, Bangsa Indonesia mengutus pasukan terbaiknya ke Congo dengan sandi Pasukan Garuda Indonesia melalui beberapa kali pendaratan.
Setelah tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian diselesaikan, Pasukan Garuda Indonesia menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, dimana salah satunya berupa Vespa (dari beberapa sumber mengatakan bahwa dalam pemberian itu juga ada yang berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit). Terlihat disini Vespa sesungguhnya telah mengikat kita (para scooteris) dengan bangsa kita dalam kancah internasional, walaupun tidak pernah tertulis dalam tinta emas sejarah republik ini.
Menarik disimak bahwa penghargaan Vespa tersebut juga tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran. Beberapa sumber mengatakan bahwa untuk Vespa yang berwarna hijau 150 cc ditujukan bagi tentara yg lebih tinggi tingkat kepangkatannya, sementara yang berwarna kuning dan biru 125 cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah. Selain itu guna melengkapi jati diri atas Vespa dimaksud juga di sematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan, pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya.
Setelah itu maka pada tahun-tahun tersebut ramailah Vespa dengan sebutan Vespa Congo berseliweran di jalan-jalan, sebuah Vespa baru yang menambah tipe Vespa sebelumnya telah hadir. Kondisi ini ternyata juga memberikan dampak positif bagi penjualan Vespa di tanah air saat itu. Vespa Congo yang berbentuk bulat telah memberikan konstribusi berupa iklan gratis bagi importir Vespa di Indonesia. Perkembangan ini kemudian menimbulkan semacam stigma disini bahwa Vespa yg berbentuk bulat ya…Vespa Congo.
Jadi jangan heran apabila saat ini generasi sebelum kita menyebut Vespa bulat dengan sebutan Vespa Congo, walaupun Vespa yang dimaksud sesungguhnya adalah Vespa keluaran tahun 1962 atau Vespa keluaran tahun 1965 misalnya (hal ini pernah penulis alami saat menanyakan pada seseorang yang cukup berumur sedang bersama vespanya dan dia bilang ini Vespa Congo…, ya…sudahlah).
Seiring dengan perjalanan waktu maka mulailah sebuah evolusi kepunahan atas Vespa Congo di tanah air terjadi. Banyak sebab yang menjadikan hal tersebut terjadi, seperti telah dijualnya Vespa dimaksud oleh pemilik aslinya atau ada beberapa bagian yang rusak berat sehingga sangat sulit untuk diperbaiki. Hal ini mengingat terbatasnya jumlah Vespa jenis tersebut yang disebabkan keberadaannya juga sangat signifikan dengan jumlah tentara kita yang menerima. Walaupun penulis pernah menemui Vespa jenis tersebut yang bukan milik Pasukan Garuda Indonesia (sepertinya pernah juga Vespa jenis tersebut masuk ke Indonesia melalui importir Vespa waktu itu ), namun tetap saja pasokan akan suku cadang maupun hal-hal lain yang menyertainya, seperti spakbor depan atau speedo meternya sangat minim tersedia. Tidak demikian halnya dengan Vespa jenis lain yang masih banyak diproduksi walaupun oleh rumah produksi lokal.
Dengan kondisi tersebut di atas maka Vespa Congo mulai masuk daftar sebagai salah satu The Most Wanted Vespa in Indonesia, yang dijadikan tunggangan scooteris maupun sebagai barang koleksi bagi kolektor Vespa.
Saudara Kandung Vespa Congo adalah satu keunikan Vespa Congo adalah Vespa jenis tersebut tidak diproduksi oleh Italy melainkan oleh German. Dengan berbahan baku plat baja yang lebih keras dari pada Vespa bulat umumnya, Vespa Congo memiliki tingkat kelengkapan lebih dari pada Vespa made in Italy yang umum beredar di Indonesia (VBB1T maupun VBB2T). Vespa Congo adalah bukti penetrasi scooter produk Italy yang merambah dunia. Untuk dapat mengetahui hal ini dapat dimulai dari perkembangan Vespa di German.
Jacob Oswald Hoffmann adalah pemilik pabrik sepeda di Lintorf, sebuah kota yang terletak di Utara Dusseldorf. Dia membangun sendiri pabrik tersebut dengan membeli sebidang tanah yang diatasnya telah berdiri beberapa gedung bekas pabrik pacul/cangkul setelah berakhirnya perang. Suatu ketika pada awal 1949 ia mendapati beberapa foto vespa hasil jepretan wartawan berada diatas meja kerjanya. Dari sini ada perbedaan yang fundamental, kemudian Hoffman mencari tahu lebih banyak mengenai objek foto tersebut.
Kesempatan datang saat di Frankfurt Show, dimana Hoffmann dan Vespa bertemu langsung untuk pertama kalinya. Dari sana kemudian Hoffmann berkeinginan membangun pabrik Vespa di Lintorf. Ia kemudian mengajukan kepada Piaggio untuk diberikan lisensi membangun Vespa bagi pasar German.
Piaggio sangat mendukung permintaan Hoffmann tersebut. Mereka kemudian melihat secara langsung kemungkinan akan pasar Vespa di German dan mendapatkan bahwa Vespa dapat diterima oleh pasar German.
Langkah berikutnya adalah mereka mengadakan pendekatan kepada beberapa importir, akan tetapi para importir tersebut tidak ada yang berminat. Penundaan ini diminimalisir dengan mempercepat penandatanganan kesepakatan kerjasama diantara keduanya, dan mulailah Hoffmann sebagai pemilik lisensi utama atas produk Vespa untuk seluruh German Barat juga sebagian pasar Vespa di bagian Utara negara tersebut dan berhak atas export ke Belanda, Belgia serta Denmark. Pertanggung jawaban penjualan untuk wilayah bagian Selatan negara tersebut ditangani oleh Vespa Marketing GmbH di Frankfurt.
Vespa ternyata cepat populer di German, media massa mengangkatnya sebagai produk yang inovatif dan stylis serta memuji Piaggio atas ciptaanya berupa kendaraan transportasi roda dua yang sangat menarik. Tahun 1953, pabrik Hoffmann telah memproduksi lebih dari 400 unit Vespa setiap minggunya. Akan tetapi memasuki tahun-tahun berikutnya angka produksi menurun hingga setengahnya. Dalam kondisi perekonomian German yang tidak menguntungkan tersebut, Hoffmann percaya akan jalan keluarnya yaitu tetap pada jalur kompetisi dan ia menciptakan Vespa dengan performa yang lebih bagus.
Kemudian ia menciptakan Vespa dengan sebutan model Konigin yang terlihat gagah dengan ditambahkan sentuhan chromm serta lampu depan dan lain sebagainya. Biaya pengembangan Konigin ternyata sangat mahal, dan membahayakan kondisi keuangan Hoffmann. Pembuatan scooter jenis baru lainnya juga menjadikan kerjasama antara Hoffmann dengan Piaggio terputus, memasuki awal tahun 1955 kongsi keduanya bubar.
Piaggio kemudian menjalin hubungan dengan Messerschmitt Co., yang kemudian mengeluarkan produksi Vespa pertama di tahun 1955. Mereka mengeluarkan dua model yaitu 150 Touren dan GS yang diklaim lebih dahsyat. Mereka juga menyediakan purna jual dan service serta spare part bagi Vespa produksi Hoffmann. Kerjasama ini berlanjut hingga akhir tahun 1957.
Setelah itu berdirilah Vespa GmbH Augsburg, perusahaan patungan antara Piaggio dan Martial Fane Organisation, kongsi ini kemudian juga menyediakan beberapa bagian bagi Vespa Messerschmitt. Kedua model yang dibuat saat kongsian dengan Messerschmitt (150 Touren dan GS) kemudian dikembangkan dengan beberapa modifikasi. Selain itu Vespa GmbH Augsburg juga melahirkan Vespa 125 cc yang pertama kali diperkenalkan dalam tahun 1958. Produksi berlanjut hingga tahun 1963, yang merupakan saat puncak perubahan scooter dan produksinya yang sudah tidak terlalu banyak.
Pada kelanjutannya German kemudian mengimpor Vespa langsung dari Italy.
Dari uraian tersebut di atas dimanakah saudara kandung Vespa Congo kita sebenarnya? Ada beberapa hal yang patut diperhatikan disini yaitu, pertama dari sisi tahun kerjasama antara Piaggio dengan beberapa perusahaan di German dan kedua dari sisi tahun serta nomor produksi yang menyertai Vespa Congo itu sendiri. Dari penulusuran penulis terhadap beberapa Vespa Congo yang ada berdasarkan tahun keluaran dalam BPKB adalah tahun 1958 hingga 1963, hal ini sangat sinkron apabila dikaitkan dengan selesainya tugas Pasukan Garuda Indonesia saat menjadi pasukan penjaga perdamaian di Congo. Untuk kurun waktu tersebut maka kerjasama antara Piaggio dengan Hoffmann tidak masuk hitungan.
Hal ini disebabkan kongsian keduanya bubar di tahun 1955 dan produk dari kerjasama itupun berbentuk Vespa dengan model stang sepeda dan menggunakan Fender Light. Kerjasama kedua Piaggio di German bersama Messerschmitt. Dari kerjasama inilah keluar produk Vespa GS yang sering disebut di Indonesia GS versi German dan 150 Touren yang merupakan cikal bakal Vespa Congo kita, akan tetapi kongsian itupun tidak bertahan lama karena di tahun 1957. mereka bubar. Namun pengembangan GS dan 150 Touren terus berlanjut, saat Piaggio kerjasama dengan Martial Fane Organization dengan mendirikan Vespa GmbH Augsburg 1958, dari kerjasama inilah kemudian lahir apa yang kita sebut sebagai Vespa Congo.
Setelah tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian diselesaikan, Pasukan Garuda Indonesia menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, dimana salah satunya berupa Vespa (dari beberapa sumber mengatakan bahwa dalam pemberian itu juga ada yang berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit). Terlihat disini Vespa sesungguhnya telah mengikat kita (para scooteris) dengan bangsa kita dalam kancah internasional, walaupun tidak pernah tertulis dalam tinta emas sejarah republik ini.
Rabu, 16 Januari 2013
Tour dari jogja ke italia naik vespa
Yogyakarta - Andi Leeano (37) warga Kota Yogyakarta akan ke Italia dengan mengendarai Vespa. Andi akan menempuh jarak sejauh 27.000 km dengan motor Vespa tahun 1961.
Andi memulai perjalanan jauhnya hari ini di halaman rumah dinas Walikota Yogyakarta di Kompleks Timoho, Jumat (1//2012).
Tour melintasi Benua Asia-Eropa atau Andy Leeano Tour Asia-Eropa 2012 itu dilepas langsung oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Saat pelepasan Andi didampingi teman-temannya dari Scooter Club Mataram.
Saat dilepas walikota, Andi mengenakan pakaian adat Jawa, surjan lurik, celana panjang motif batik warna hitam dan blangkon. Namun saat perjalanan dia akan mengenakan pakaian safety dan helm standar sesuai ketentuan berkendaraan.
"Pakaian seperti hanya kita pakai bila hendak menuju kantor kedutaan atau saat mengenalkan budaya Indonesia di luar negeri," katanya.
Rute yang ditempuh mulai hari ini Yogyakarta, Jakarta, Sumatera menyeberang Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, India, Pakistan, Irak dan masuk Eropa.
Menurut Andi pada awalnya dirinya hanya akan melakukan tur keliling Indonesia saja. Namun atas dukungan rekan-rekannya kemudian berubah untuk keliling Asia dan Eropa untuk menuju Milan Italia, pabrik sepeda motor Vespa.
Dia pun kemudian menyiapkan dana lebih dari Rp 980 juta. Sepeda motornya juga telah dimodifikasi dengan menambah GPS, kamera digital serta menambah kapasitas muat tangki bensin dari 4 liter menjadi 30 liter. Berbagai spare part dan peralatan bengkel sederhana dan oli cadangan juga dibawa.
"Bensin 30 liter bisa untuk jarak 1.000 km," katanya.
Dia menargetkan perjalanan sampai Italia bisa ditempuh selama enam bulan. Bila sudah sampai Italia, sepeda motornya akan dikirim pulang menggunakan jasa kargo.
Motor Vespa berpelat nomor AB-6229-KA warna biru silver buatan tahun 1961. Motor berkapasitas mesin 150 cc yang telah lama dikoleksi warga Perumahan Wirosaban, Surosutan, Kecamatan Umbulharjo itu dibeli dari seorang warga di Kampung Kauman Yogyakarta tahun 2004 seharga Rp 3 juta.
Selama perjalanan dia juga membawa kompor gas kecil/portabel, ban cadangan, P3K dan pakaian ganti secukupnya. Dia juga membawa bendera kecil negara yang akan dilewati dan memasang bendera Indonesia, merah putih di bagian belakang motor.
"Semoga lancaran sehingga bisa berkunjung ke pabrikan Vespa di Milan Italia," katanya.
tapi sekarang dia sudah balik ke jogja lagi menggunakan pesawat,vespa dititipkan di gedung ke dutaan karena disana lg musim salju suhu semakin dingin sehingga tidak dapat melanjutkan perjalanan, jd harus menunggu musim panas, , , yaaa kita doakan saja semoga berhasil sampain kampung alaman, , , ,
vespa gembel (rembol)
Vespa Gembel sekarang mulai marak. Ada yang menyebutnya dengan istilah Vespa Gembel, Vespa Sampah ada juga yang menyebutnya Vespa Anker (Peang) dan ada juga menyebutnya Vespa Primitive, namun ada juga yang menyebutnya dengan Vespa Antik. Apapun sebutannya dikalangan komunitas Vespa ini ternyata ada saling silang pendapat tentang selera Vespa Antik.
Banyak komunitas Vespa antik di tanah air kita. Ada komunitas yang berorientasi kepada visi primitive, yakni memiliki Vespa yang gembel bahkan segembel-gembelnya. Semakin gembel sang Vespa akan semakin tinggi perhatian orang. Sang pemilik akan merasa bangga jika banyak mata memperhatikan benda “antik: miliknya.
tapi apa yang terjadi dengan komunitas Vespa Gembel?
Tidak tahu kita sebetulnya apa yang ada dalam benak dan perasaan mereka ketika memacu Vespa bututnya di tengah keramaian kota bahkan saat menuju ke luar kota. Soal penampilan gembel memang menjadi sesuatu yang sangat tidak kepalang nikmatnya bagi mereka, tapi apakah mereka paham soal keselamatan? Untuk yang satu ini mungkin tak perlu bagi mereka karena dalam pikiran mereka, soal keselematan harusnya jadi kewajiban orang lain yang akan berpapasan atau menyalib mereka, karena -anggapannya- mereka adalah para gembel yang patut diberi prioritas dan perhatian.
Akibat pemahaman yang keliru ini, pernah sekali waktu penulis berpapasan dengan pengemudi dan penumpang vespa gembel yang sedang acer acting dalam perjalan pulang dari Cianjur menuju Bandung. Sebelum tiba di kota Padalarang (dari Cianjur) bertemu dengan beberapa Vespa Gembel yang sedang in action.
Masalah keselamatan menjadi hak dan tugas orang lain, bukan milik bersama
Vespa yang paling depan berusaha mengelak lubang dengan sudut tajam dan hentakan yang cepat, akibatnya dua orang penumpangnya tumpah ke luar dari tempat duduknya dan nyungsep ke parit di bahu jalan.
Pengemudinya hanya tertawa-tawa seperti tidak ada masalah menyaksikan teman (penumpangnya)nyungsep ke parit dan menghentikan kendaraannya dengan tiba-tiba begitu saja. Akibatnya, beberapa kendaraan lain di belakangnya harus mengerem tiba-tiba juga, kuatir sekali menyenggol “Harley Davidson” yang satu ini. Jadi perkara keselamatan jangan tanya, karena yang terpenting bagi mereka adalah gembel dan cari perhatian.
tapi ngk apa-apa kawan yg penting kita tetep bersatu, , ,
jenis-jenis vespa
MP5(moto piagio 5) paperino
diproduksi tahun 1943
di produksi akhir perang dunia ke 2 dengan spesifikasi sebagai berikut :
- mesin : 2stroke single sylinder
- bore : 50mm
- stroke : 50mm
- top-speed : 60Km/jam
- transmisi : chain atau cardan
- rem : drum
- ban : 4.00-10
MP6 Prototipe
diproduksi tahun 1945
spesifikasi sebagai berikut :
- mesin : 2stroke single sylinder dengan sylinder terbuat dari besi
- bore : 50mm
- stroke : 50mm
- top-speed : 37.28 mph
- transmisi : chain atau cardan
- rem : drum
-ban : 3.50-8
Vespa 98 dan vespa 98 II
diproduksi tahun 1946 dan seri kedua dikeluarin setahun setelah itu, di juluki "motoleggera utilitaria vespa"
spesifikasi sebagai berikut :
- mesin : 2stroke single sylinder dengan sylinder terbuat dari besi
- bore : 50mm
- stroke : 50mm
- top-speed : 60 Km/jam
- transmisi : chain atau cardan
- rem : drum
-ban : 3.50-8
tidak ada perbedaan signifikan disini dibedakan oleh design aja cek this
yang ini keluaran tahun '46 (vespa 98)
Vespa 98 cc Race dan vespa 98 cc racing (circuit)
diproduksi pada tahun 1947 mungkin disini perbedaan dari seri sebelum nya yaitu adanya penambahan pada kecepatan dari motor ini dan biasa disebut corsa
spesifikasi sebagai berikut :
- mesin : 2stroke single sylinder dengan sylinder terbuat dari besi dan almunium head
- bore : 50mm
- stroke : 50mm
- top-speed : 80km/jam - 98 cc racing : 100km/jam
- transmisi : chain atau cardan
- rem : drum
-ban : 3.50-8
Vespa 125 , vespa 125corsa "telaio in lega" , vespa 125 corsa circuit
diproduksi tahun 1948 - 1949 ini lah tahun dimana vespa meluncur kan mesin 125cc dan pada tahun ini juga produksi vespa 98 di stop oleh piagio
vespa 125
Vespa monthlery
di produksi tahun 1950 dengan model yang lebih sporty dan aerodinamis dengan kecepatan max 136 km/jam , dari segi bentuk emang agak aneh dari sebelum nya
vespa 'siluro' dan vespa 125
diproduksi pada tahun 1951 ini vespa mengeluarkan 2 produk yang berbeda segmen untuk vespa 'siluro' di keluarkan dengan design yang cukup unik sedangkan untuk vespa 125 yang di produksi lagi mirip dengan vespa keluaran tahun 1948 tetapi memiliki kelebihan lebih nyaman untuk dikendarai karena menggunakan suspensi hydraulic shock
Vespa 125 U
diproduksi tahun 1953, ternyata vespa juga mengeluarkan versi ekonomis, ini dia vespa nya dan untuk huruf " U " di belakang vespa 125 ini adalah "untility" dan di jual dengan harga 110.000 lira
Vespa 150 side-car
diproduksi tahun 1955, vespa mulai mengeluar kan standar sport di tahun 1955 di lengkapi dengan sidecar
Vespa 150 Gs
diproduksi tahun 1956
Vespa 400
diproduksi tahun 1957, saat vespa mencapai puncak kejayaannya, Piaggio memutuskan untuk ikut memasuki sector kendaraan roda empat. Tujuannya, juga ingin menghasilkan kendaraan yang murah dan bisa digunakan secara luas
Vespa 125 (VNA2)
diproduksi tahun 1958
Vespa 150 GS VS5
diproduksi tahun 1959, ini adalah ekpresi terbaik dari vespa 150 Grand Sport yang legendaris, baik dari segi frame maupun mesinnya.
Vespa 50
diproduksi tahun 1963, ini vespa paling diemari oleh anak muda. Mantab, mudah dikendalikan, eksklusif dan menawan dari sei estetisnya. Dan uniknya lagi vespa ini tanpa dokumen.
Prototype Vespa Militer
diproduksi tahun 1964
Vespa 90 Super Sprint
diproduksi tahun 1966
Vespa 125 Primavera
diproduksi tahun 1967
Vespa 180 Rally
diproduksi tahun 1968
Vespa P125X
diproduksi tahun 1978
Vespa 125 T5 Pole Position
diproduksi tahun 1985
gitu aja broo keterangan dari ane , , , , , kira kira ada yg ketinggalan ngk yooo, , , , ,
Langganan:
Postingan (Atom)